Menuju Kemandirian Agribisnis

...................balai penyuluhan kecamatan bungur menuju kemandirian agribisnis...............................posluhdes bungur..........posluhdes banua padang..........posluhdes banua padang hilir..........posluhdes bungur baru..........posluhdes purut.........posluhdes shabah............posluhdes kalumpang............posluhdes linuh..........posluhdes rantau bujur............posluhdes hangui..........posluhdes paring guling.............................balai penyuluhan kecamatan bungur menuju kemandirian agribisnis....................

19 Apr. 2013

MODEL TANAM LIMBANGUN BAKURINAH




“Bila seseorang muslim menaburkan benih  atau menanam tanaman  lalu ada burung  atau manusia atau binatang yang memakan sebagian  darinya niscaya hal  itu akan  dinilai sebagai sedekah baginya” (HR Bukhari)
Itulah salah satu riwayat yang menunjukkan betapa mulianya pekerjaan sebagai petani, oleh karena itu mereka harus terus dibina  dan dibimbing untuk dapat melaksanakan teknologi-teknologi anjuran  sehingga diperoleh  peningkatan produksi , pendapatan dan kesejahteraan.
Kabupaten Tapin merupakan salah satu sentra produksi padi andalan di Provinsi Kalimantan Selatan yang setiap tahun produksinya selalu surplus lebih kurang 100.000 ton gabah kering giling, hal ini sangat bersesuaian dengan lambang daerah Kabupaten Tapin berupa Lumbung Pangan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi adalah  dengan meningkatkan produktivitas per satuan luas melalui teknologi  spesifik lokasi  sesuai dengan kearifan lokal.
Kearifan lokal yang dimaksud adalah  tanaman padi “Limbangun”  dengan rumpun yang besar mempunyai jumlah anakan  yang banyak bisa mencapai 90 s/d 100 batang.  Tanaman padi "Limbangun" ini terdapat  di semua lahan sawah seperti irigasi, tadah hujan, lebak dan pasang surut, dan sering digunakan petani sebagai bibi (anak banih)  apabila mereka kekurangan bibit atau anak banih.
Menurut Kamus Bahasa Banjar kata "Limbangun" diperkirakan berasal dari kata "Limbah" yang berarti terjatuh dari pautan asal; dan kata "Bangun" yang berarti bangkit/badiri/bapuat, sehingga kata "Limbangun" bisa diartikan tumbuh alami dari benih yang terjatuh dari tangkainya. Hal ini sesuai dengan pemahaman yang berkembang di masyarakat
Tanaman padi model "Limbangun" ini sekarang sudah dapat ditanam secara intensif dengan sebutan SRI atau singkatan dari System of Rice Intensification yang produksinya bisa mencapai kisaran 11 - 13 ton gabah kering giling per hektar. Oleh karena dapat ditanam secara intensif atau secara sengaja dengan bersungguh-sungguh atau "bakurinah"  (Bahasa Banjar), maka tanaman padi SRI (System of Rice Intensification) bisa juga disebut sebagai tanaman padi "Limbangun Bakurinah"

PRINSIP DASAR "LIMBANGUN BAKURINAH" atau SRI
1.   Tanah Sehat,  Menggunakan Bahan Organik
Bahan organik dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah'
Tanah menjadi lebih gembur, lenih banyak menyimpan air dan tidak terjadi genangan. Aliran udara lebih baik dan mudah diolah/dibajak.
Unsur hara makro dan mikro dalam tanah mudah terbentuk dan tersedia sesuai keperluan tanaman. Kemampuan tukar kation (nutrisi) lebih baik, dan kondisi pH tanah netral.
Sumber makanan bagi bakteri pengurai dan cacing tanah, humus lebih banyak terbentuk, dan mengundang lebih banyak predator atau musuh alami..

2.   Benih  Muda Bermutu Umur 5-10 Hari dari Kecambah di Persemaian
Seleksi benih bermutu dengan larutan garam apabila benihnya mengapung dibuang dan gunakan yang tenggelam saja. Sebelum benih direndam dan diperam terlebih dulu dibilas dengan air bersih untuk menghilangkan sisa garam yang masih menempel.
Model persemaian kering dengan bantuan hamparan plastik, menggunakan nyiru, tampah, ceper atau baskom dan lain-lain.
Apabila  benih yang ditanam umurnya lebih dari 12 - 18  hari maka kemampuannya untuk beranak akan sangat menurun sehimgga jumlah anakan produktif tidak banyak.

3.   Ditanam Tunggal dan Dangkal dengan Akar Horizontal Membentuk Huruf L (Benih 5-7 Kg/Ha)
     Menghindari persaingan antar tanaman, dan akar tanaman yang mati menyebabkan tanahnya masam.
Unsur hara lebih banyak tersedia di sekitar permukaan tanah sehingga tanamnya jangan dalam
Posisi akarnya lebih baik dan dapat langsung  menyerap unsur hara serta lebih cepat berkembangnya.

4.   Jarak Tanam 30 x 30 cm atau 40 x 40 cm
Memaksimalkan penyerapan unsur hara dan sinar matahari.
Memberi ruang untuk pertumbuhan yang maksimal, jarak antar tanaman yang lebih luas menghasilkan tanaman yang lebih berakar, lebih berbatang 

5.  Penyiangan dan Penyemprotan MOL Dilakukan        4 kali (10, 20, 30   dan 40 HST)
Penyiangan (dengan landak/gasrok) dapat menggemburkan tanah untuk menjaga kestabilan rumah tangga tanah.
Memperbaiki ketersediaan oksigen dalam tanah yang diperlukan akar tanaman. Menambahkan udara di
tanah melalui penyiangian mungkin lebih penting daripada pengambilan rumput-rumputan saja.
Menghindari persaingan penyerapan nutrisi dan energi dengan tanaman liar / gulma
Menyiangi secara awal dan teratur sangat penting untuk
meningkatkan perkembangan sistem akar dan untuk tanaman padi seluruhnya.
MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal yang artinya  cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang disukai sebagai media hidup dan berkembangnya mikro organisme yang berguna untuk mempercepat penghancuran bahan-bahan organik atau dekomposer    dan sebagai aktivator atau tambahan nutrisi bagi tumbuhan yang sengaja dikembangkan dari mikro organisme yang berada di tempat sekitar petani. bahan tersebut diduga berupa zat yang dapat merangsang pertumbuhan dan zat yang mampu mendorong perkembangan tanaman seperti : Zyberlin, Sitoxinin, Auxin dan Inhibitor.
Bahan untuk membuat larutan MOL sangat banyak tersedia di sekitar kita, seperti : rebung bambu, keong mas, limbah sayuran/buah-buahan, buah maja, bonggol pisang, buah nenas & pepaya, nasi, gula merah dan lain-lain, sedangkan larutannya seperti air cucian beras, air kelapa, air nira (lahang), tetes tebu, limbah pabrik tahu/tempe, urine ternak.

2.   Tidak Digenangi Air, Tanah Lembab (Air Kapasitas Lapang)
Padi bukan tanaman air sehingga tidak perlu digenangi.
Air cukup tersedia di dalam saluran (tanah lembab)
Tanah yang selalu digenangi air akan kekurangan oksigen yang diperlukan oleh akar tanaman
Kekurangan oksigen di lingkungan akar menyebabkan pengasaman tanah yang mengakibatkan kerusakan di aerenchyma (kantong udara) di sel-sel akar dan menghalangi peresapan unsur hara, asimilasi dan pertumbuhan tanaman.

3.   Tidak Menggunakan Pupuk Kimia dan Pestisida Sintetis
Untuk padi organik tidak boleh menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintetis, semuanya harus menggunakan pupuk dan pestisida organik (nabati), untuk menghindari residu bahan kimia serta agar pertanian dapat berkelanjutan.
Untuk padi non organik penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintetis masih dibenarkan tetapi dari aspek kesehatan dan aspek pertanian berkelanjutan sangat tidak dianjurkan.

 
Ditulis oleh H.Syaiful Anwar
PP Madya BKP3 KabupatenTapin


Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking